Senin, 20 April 2009

Asuhan kebidanan dengan KPD

LANDASAN TEORI
KETUBAN PECAH DINI

Ketuban dinyatakan pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis samapai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu.
KPD disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterine atau oleh kedua factor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik. Penanganan KPD memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan

Penilaian Klinik
1. Temukan pecahnya selaput. Ditemukan dengan adanya cairan ketuban di vagina, jika tidak ada dapat di coba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta klien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru, membantu dalam menentuakn jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kalainan janin
2. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG
3. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi : bial suhu ibu > 38ÂșC, air ketuban yang keruh dan berbau, pemeriksaan iari ketuban dengan test LEA (leukosit esterase) leukosit darah > 15.000/mm3. Janin yang mengalami takhikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterine
4. Tentukan tanda-tanda inpartu. Tentukan adanya kontraksi yang teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvix



PENANGANAN
1. Konservatif
• Rawat di RS
• Berikan antibiotic (amphisilin 4x500 mg / eritromisin bila tak tahan amphisilin) dan metronodazol 2x500 mg selama 7 hari
• Jika umur kehamilan <32 – 34 mg, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
• Jika usia kehamilan 32-37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negative : beri dexamethasone, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 mg
• Jika usia kehamilan 32-37 mg, sudah inpartu, tidak ada infeksi, beri tokolitik (salbutamol), dexamethasone, dan induksi sesudah 24 jam
• Jika usia kehamilan 32-37 mg, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi
• Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intrauterine)
• Pada usia kehamilan 32-34 mg berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar liserin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betamethasone 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksamethasone IM 5 mg setiap 6 jam 4x

2. Aktif
• Kehamilan 37 mg, induksi dengan oxitosin, bila gagal SC, dapat diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4x
• Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antobiotik dosis tinggi dan persalinan di akhiri :
a. Bila skor pelvic <5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC
b. Bila skor pelvic >5, induksi persalinan, partus pervaginam

2 komentar:

  1. sama aja dgn blog2 laen.....mungkin udah nemuin 5 blog isi nya gini semua....tp its OK....

    BalasHapus